17 juli 2012
Pukul lima sore di kampus tercintaa..
Sudah seminggu
lebih aku pulang dari Pontianak.. hmm rencana selanjutnya yah target skripsii..
harus bisa di wisuda tahun ini.. berharap gak nyampe tahun depan…
Hmmmm sedikit cerita soal
seminggu yang telah berlalu tanpa kehadiran tulisan ku di sini.. kehilangaaan..
yah aku kehilangan, aku di ujiii.. innalillaaahh..
Malam itu waktu
tiba di medan, rasanya badan ku mau patah, remuuk, ssperti kelindes truk…
pnyet.. semua lah.. dan ntah kenapa aku bisa secapek itu.. langsung tepar
diatas tempat tidur tanpa memperdulikan lagi bentuk koper dan tas jinjing dan
sebagainyaa, karena bermaksud besok pagi baru kemas kemas di tambah tak ada
lagi sisa tenaga yang bisa ku gunakan malam itu selain tidur pulas setelah sholat
jama’ takhir..
Pagi hariii, badan ku mulai
bertenaga, karena berencana pulang.. aku harus cepat cepat ngantar cucian ke
londry, beli oleh oleh dan capcuss ke amplas.. setelah koper di bongkar, kain
disusun rapi langsung siap antar ke londri, cat cat kususun kembali pada
tempatnyaaa.. persyaratan ku kembalikan di dalam lemari, satu yang terlupaaa…
amplop putih .!!!! yaah, amplop putih tebal waktu malam penutupan ku letak di
dalam koper ku hilang, gak kulihat sama sekali.. serrrrrrr….bulu kuduk ku merinding,
sedikit suara keluar dari bibir ku “hilang” tanpa eksprsi, diam mematung di
depan koper dan tumpukan kain yang tersusun rapi… gak berani bergerak untuk
sesaat.. tak bisa kusembunyikan
kecemasanku sama rini, rini yang terlihat sibuk sama tugasnya di depan laptop
barunya tiba tiba berhenti… kemudiaan… semua tumpukan baju di bongkar, semua
oleh oleh di bongkar, semua barang tang telah disusun rapi di bongkar… tapi
hasilnya nihil.. dan aku tetap saja mematung.. tanpa ekspresi.. tepatnya ikhlas
dan tidak percaya.. rini mengambil hempon, mencet mencet nomor.. yang pasti di
a bukan nelpon ayah atau mama.. dari sebrang telpon ku dengar suara perempuan,
lalu “ohh gitu ya kak, jadi hilang nya disna” .. tuuuut suara telepon
terputus..Rini lemas, aku juga gak bisa berharap banyk lagii.. dan memang
benar, uang ku hilang di sana… aku tertawa, kecut.
Aku
mulai mengurai angan anganku akan kugunakan untuk apa uang itu.. saat di
pesawat aku merinci dengan jelas akan
kemana mengalir nya uang itu, untuk nenek sebelah rumah ku yang sudah semakin
tua, untuk mama sama ayah, untuk adek, untuk rini, untuk anak2 yatim dan
sebagian untuk nambahin ongkos umroh ku insya Allaah.. perlahan berlinang air
mata ku, aku memang ikhlas tapi aku juga gak mampu menahan sedih ku.. ku ceritakan
semua anganku sama rini. Tak mampu ku tahan bendungan air mata ku, jatuuh
meluncur bebas menelusuri pipi ku lalu terhempas diujung dagu ku..
Ku
kemas lagi barang barang ku, semua sudah terjadi.. setelah sarapan, ku ambil
air wudhu.. kutumpahkan kesedihan ku di sajadah tua kami.. “ya Allaaaahhhh,
sisakan sedikit pahala untuk ku atas musibah ini, aku ikhlas ya Allaaah, aku
memang tak berambisi atas uang itu, itu rezeki dari Mu, akan kembali pada MU,
Engkau tahu mana yang terbaik untuk ku, mungkin yang mengambil lebih
membutuhkan di banding aku… ya Allaaahh, tulislah ia menjadi setitik pahala di
sisi ku, ku yakin ya Allah ada pengganti yang lebih baik di sisi Mu, ya Allaah
mungkin aku tak mendapat pahala sedekah, tapi semoga aja aku masih berhak
mendapatkan pahala ikhlas dan sabar dari Mu” lagi lagi air mata ku jatuh..
membasahai mukena coklat muda kesayanganku..
Kutegar
tergarkan wajah ku seolah tak terjadi apa2, kuantar cucian lalu ke beresin
semua perlengkapan ku untuk pulang kerumah, kampong halaman yang teramat
kurindukan saat aku di kampong orang, Pontianak. Sebelumnya kuberanikan
menelpon ayah sama mama, aku takut kalau mereka marah karena kecerobohan ku,
Alhamdulillaaah mereka malah menguatkan hati ku…
Di
bus, perjalanan menuju kota siantar, tiba tiba terlintar amplop putih tebal
itu, yang belum sempat aku buka, yang belum sempat aku lihat isinya, dan belum
sempat aku hitung berapa banyak lembar uang di dalamnya..
Di
rumah, kangen kangenan sama ayah sama mama sama adek.. malam nya aku disuruh
datang ke orang pintar, walaupun sebenarnya jauh di dasar hati ku aku menolak
usulan ayah sama mama, takut akan mencemari keikhlasan ku, toh kan aku udah
ikhlass.. tapi demi menyenangkan hati mereka, setelah sholat isya dan sholat
hajat, kulangkah kan kaki ku ke rumah orang pintar itu di temani mama..
Yah
tetap sama, jawabanya memang hilang di curi teman.. jujur aku tak berani sama
sekali untuk menerka atau bersuuzon sama teman teman sekamar ku waktu di
Pontianak… --- sudahlah sejauh ini aku
benar benar ikhlas—
Ku
tulis status bbm “ terlalu mahal harus ku bayar sebuah keteledoran :’( “ ku
pasrahkan hidupku kedepannya, banyak banyak sedekah aja biar rezeki semakin
murah..
Hmmm tapi pas
dirumah aku seneng banget, ayah mau diajak jalanw sama aku, mama jugaa.. kami
makan di café malona, berbelanja sama mama ke pasar dn keliling keliling kota
siantar, itu memang mnyenangkan, melihat mama tersenyum itu sudah puas banget
rasanya, biarlah hilang amplop putih itum asal aku tajk kehilangan senyum mama…
Banyak teman yang tahu soal
kejadian ini, mereka berusaha menguatkan
hati ku.. walaupun sebenarnya aku memang benar benar telah ikhlas..
mencoba tersenyum dan berbagi sajaa.. J
Sudah mendekati
ramdahan, berharap ada panggilan untuk segera mengurus soal keberangkatan umroh
kami.. berdoa saja, semoga aku pantas bertamu dan menjadi tamu Allah di
mekkaah..
Target sekarang
Cuma satu , SKRIPSIII… apapun rintanganyaa hadapi aja.. yag paling terberat
adalah melawan rasa malas..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar